Om
Swastyastu bli! Ketemu lagi dengan ku. Kangen kan?? *pede badai*. Aku akan
menepati janjiku pada posting sebelumnya untuk menceritakan perjalananku ke pulau
Dewata Bali pulau 1000 pura kemarin. Okelah kita mulai dari awal. Cekiprut duuut!!
Hari pertama - sabtu 8 Desember lalu, mungkin hari itu sudah kutunggu-tunggu sejak duduk di
SMA itu smanda tepatnya. Sudah kupersiapkan pakaian yang aku bawa sebelumnya.
Kulihat jadwal kegiatan dan saat itu juga kutata, kupilih, dan kupilah baju
yang kupakai di tempat-tempat wisata disana. Perajalanan kali ini berbeda dengan
sebelumnya waktu ku SD ke Jogja dan SMP ke Jakarta-Bandung. Persiapan kali ini
juga tak se heboh sebelumnya, sekarang mungkin lebih teratur aku pun santai
mungkin ada sanken *waduh*. Kubawa tas yang bewarna merah merona, kumasukan
pakaian yang ku bawa kedalam tas itu. Walaupun sudah tertata rapi namun anehnya
sering ku cek berkali kali. Pikirku ku pastikan semua terbawa dan ku tak mau
salah kostum disana. Tas yang akan kupakai jalan2 disana adalah tas kecilku yang
biasa temanku menyebutnya tas STM, aneh bukan. Kepergianku ke pulau dewata kali
ini, selain ditemani oleh para rekan smanda aku juga ditemani oleh
jerawat-jerawat yan membentuk negara kepulauan di pipi ini. Aku hanya membawa
jajan segelintir saja karena ku yakin temanku sudah membawakan persediaan yang
cukup memadai. Ketika ku sampai di smanda sudah berjejer jejer bis yang siap
menghantarkan ku bersama rekan smanda lainnya untuk wisata ke pulau 1000 pura
itu. Aku di bis 4 tepatnya bis yang berwarna hijau, sebenernya hampir semuanya
hijau sih. Berangkat pukul 7 dari smanda, itu artinya petualangan dimulai saat
ini. Bali aku datang, selamat tinggal hari menjenuhkan. Selama di bis guyon
tiada habisnya mulai dari ini itu dan puncaknya saat ngrasani Bu Mas guru
biologi seluruh bis berguncang seismograf bergetar, suara tertawa berderu
kencang. Acara yang paling favorit di dalam bis adalah nyetel Iwak penyek.
Sagita Mentul lah yang menjadi artis pendatang baru terfavorit ala Zentrum
award *opo iki konyol*. Saat di perjalanan ada suatu tempat yang membuatku
kagum suatu hal yang belum kulihat sebelumnya walaupun 6 tahun yang lalu
mungkin ku melewati daerah ini mungkin pada saat itu aku sedang asik bermimpi
di bis. Tempat itu mungkin berjarak beberapa jam dengan rumah makan di
Probolinggo yang kami singgahi untuk makan malam. Pembangkit listrik tenaga uap
raksasa bertuliskan besar Jawa Power di
temboknya. Kukira pembangkit listrik di Semarang sudah yang paling besar
ternyata inilah yang paling besar. Kira-kira pukul 12 malam kami telah sampai
di pelabuhan Ketapang. Dengan wajah yang luluran minyak jlantah dan mata yang
seperti mata pandah dan juga mulut dengan abab yang menusuk hidung, untungnya
kami tidak latah untuk segera melihat pulau Bali yang indah. Kami pun menaiki
kapal dan siap mengarungi ombak selat Bali. Menikmati angin laut yang tak
mengenal lelah selalu berhembus menebus jaket Evenscene ini. Dingin sekali memang bulu kuduk pun berdiri tanpa
kuperintah. Menikmati dinginnya angin laut 1 jam berjalan begitu cepat rupanya.
Kulihat para penumpang kapal sudah berdiri mendekati tangga dan bersiap untuk
turun dari kapal, awalnya ku hanya bengong, melihat teman-teman menuju ke
tangga aku pun langsung bergegas dan membuntutinya. Tiba di ujung kapal
kusiapkan kaki kananku untuk menapak di tanah Bali. Ku baca bismillah dan
kulangkahkan kaki kananku di tanah itu dan ternyata apa rasanya pemirsah?
BiaSASAja!!
Hari
Kedua – Kulihat jam dan itu menunjukan pukul... aduh berapa lupa. Mungkin
kira-kira jam 1an WIB(waktu Indonesia Barat) brarti di Bali pukul 2an pagi WIB
juga (waktu Indonesia Bali). Ku tersenyum ku telah sampai di Bali, inilah yang
kutunggu tunggu akhirnya terwujud juga. Kami menaiki bis kembali dan bergegas
menuju rumah makan Soka Indah. Begitu sampai disana kami menjadi pengunjung
pertama disana. Dengan membayar 2000 anda bisa masuk Soka Indah sepuasnya,
murah kan!! *malah promosi*. Mandi dulu lalu makan berhubung bis 4 yang pertama
jadi tidak sampai mengantri, mandi bisa sepuasnya. Lalu sarapan setelah itu
foto2 deh. Tidak puas di atas aku bersama anak evenscene turun ke pantai. Saat
di pantai ada seorang bapak2 dengan perkasanya membawa motor di area berpasir
di pantai itu. Saat mengalami masalah dengan bangga kudorong motornya agar bisa
melewati rintangan berbatu di pantai itu. Di Soka Indah pula tepatnya di wcnya
sebelum berangkat aku tak membuang kesempatan disana untuk membuang hajat yang
selama 1 hari belum ku buang. Kami melanjutkan perjalanan menuju destinasi
pertama yaitu Tanah Lot. Ketika di bis sang TL bis 4 sebut saja om Andik
mengakatan bahwa jadwalnya akan di balik karena saat itu di Bali sedang ramai
agar tidak terjadi penumpukan di tempat wisata tersebut. Okelah manut! Tiba di
Tanah Lot, ketika itu masih sepi dan mungkin kami yang datang pertama di hari
itu. Sampai disana kami pun anak Evenscene langsung ber foto2 tak ketinggalan
juga wali kelas kami Pak Hadi yang sangat bersemangat saat itu. Ceprat cepret sana
sini tak mengenal lelah mereka. Untungnya laut sedang surut jadi kami bisa ke
pura suci di Tanah Lot. Di Tanah Lot pula pertemuan pertama dengan guide yang
bernama Wayan Agus. Setelah Tanah Lot perjalanan dilanjutkan ke Pabrik
kata-kata Joger Bedugul. Kata2 disini sungguh kreatip banget pinter merangkai
kata mesti sing duwe yo pinter nyepik. Begitu sampai di Joger pemeriksaan cukup
ketat, mungkin agar kata-kata mereka tidak di colong kali. Bajuku dan anak
smanda ditempeli stiker VIP yang artinya Very Iseng Person. Ketika masuk ke
dalam ku bingung mau beli apa cobak, ku lihat harga2nya, langsung WOW! Harganya
menembus langit2 kawan. Semahal apapun disana tetep rame sumpek sesek kalo gini
malah terasa di pasar Johar. Ku disana hunting bersama Kokoh, dan sekaligus
dengan Meyes bersama Momon. Untuk ke tempat pakaian anak2 kita harus mbrangkang
karena pintunya amat sangat kecil sekali. Hunting pun selesai saatnya ke kasir
bukan kasur. Antriannya naudzubillah panjang bener. Sabar tetep, pusing manteb.
Sepenggal kata dari Joger: bersyukurlah jika masih bisa merasakan pusing, itu
menandakan anda masih punya kepala. Selesai dari Joger langsung tancap ke danau
di Bedugul. Perjalanan menuju Bedugul melewati jalan yang berliku-liku karena
Bedugul terletak di pegunungan. Kata bli Wayan kami melewati 9 kelokan yang
biasa disebuk kelokan cinta. Kata bli juga jika belok ke kanan katakan aaahh
jika belok ke kiri katakan uuhh. Inilah waktunya melewati kelokan tersebut, pas
belok ke knan bli Wayan mengatakan aaahh... diikuti seisi bis, ke kiri uuuhh..,
waktu ke kanan dan ke kiri langsung aaahh... uuuhh... aroma ngeres terasa
disini. Ya, tapi maklumlah namanya aja kelokan cinta. Ketika sampai di Bedugul
awan mendung telah memayungi kami. Kami langsung masuk ke restoran disana untuk
makan siang dan ternyata antrian sudah panjang anak smanda karena bis ku datang
terakhir di Bedugul. Beberapa saat hujan pun turun dengan lebat wah sedih gag
jadi naik perahu ke pura yang menjadi background uang 50ribu itu. Akhirnya di
Bedugul cuma nunut makan dan sholat, wah sedih. Perjalanan dilanjut ke oleh2 cahayu.
Setelah cahayu dilanjut ke tempat pertunjukan tari barong. Pertunjukannya lucu
dan mungkin mampu membangkitkan rasa lelah selama diperjalanan. Kulihat
tariannya sudah dikemas modern. Setelah nonton tari barong saatnya check in
hotel, hal yang ditunggu-tunggu. Kami menginap di hotel Made Bali. Walaupun
terletak di depan kantor bupati Badung namun hotelnya cukup pelosok. Ternyata
kamarku dipindah dari kamar 101 ke kamar 122. Aku sekamar dengan Fajar, Sandro,
Haq, dan Resila. Ketika sampai disana langsung masuk kamar dan mandi setelah
itu makan tak lupa juga sholat. Saat itu juga M.U kontra M. City sedang
berlaga. Seluruh penghuni di seluruh kamar sedang memantengi tv menonton laga
hot tersebut. Aku pun juga tak ketinggalan, ketika M.U menciptakan gol, seluruh
kamar bergemuruh jantungpun ingin copot diriku seolah berada di old traford.
Hari
Ketiga – Keesokan harinys seisi kamar bangun kesiangan, semua pun kebingungan,
sholat subuh belum dilaksanakan, jam alarm seolah diabaikan. Semua larut akan
cerita semalam. Mandi belum, sikat gigi juga belum, ledis iya kalo ladis bukan.
Kesiangan pada pagi itu bukan hanya dilakoni oleh penghuni kamar 122, tapi juga
berjamaah kesiangan seluruh penghuni di seluruh kamar. Perjalanan dimulai pukul
setengah 8 WIB *waktu Indonesia Bali loh bray*. Destinasi pertama Dewata.
Weeehh.. tempat apakah itu? bukankah ini sudah pulau dewata, atau kah itu
miniatur pulau Bali. Aku heran. Keherananku dijawab oleh buku Smanda Vacation to Bali. Kubuka bukunya
dijilat lalu dicelupin #ngawur Dibuku buram itu bertuliskan otlet kaos Dewata.
Owalah kui to, yowes abaikan. Begitu sampai disana patung kayu seronok
menyambutku hangat di depan pintu Dewata. Apakah itu, sok nek rono ndelok dewe nek
tak critake rak seru ngko. Masuk dan mulailah shoping produk harga miring,
semiring otak Mr. Joger *ehh. Selesai dari Dewata kami melanjutkan ke Tanjung
Benoa. Di perjalanan menuju Tanjung Benoa ku melihat-lihat kanan kiri. Ku
takjub selain indah pulau ini tepatnya di Denpasar sudah maju tak kalah dengan
kota-kota di Jawa dengan warganya yang tertib pula jadi kebersihan disini
terjaga. Ku juga melihat bandara Ngurah Rai dari dalam bis tentunya. Bli Wayan
juga menunjukan tempat yang biasanya digunakan konferensi Internasional yang
sering dilaksanakan di Bali. Tak begitu lama sampailah di Tanjung Benoa.
Kulirik sana sini tak kulihat pantai sejauh mata memandang. Ternyata pantainya
di dalam. Berjalan sedikit gakpapa lah walaupun keringat bercucuran, dan badan
mulai menghitam. Akhirnya sampai juga dan saatnya pergi ke pulau penyu. Soal
perahu? sudah di boking lewat bli Wayan saat di perjalanan tadi. Cukup 40.000
cari 10 orang anda bisa naik perahu ke pulau penyu sampai sore sak pegelmu cah
*promosi again abaikan saja*. Di atas perahu terdapat kaca juga loh, bisa
melihat kehidupan dasar laut di bawahnya sayangnya tak kulihat spongebob
mencari ubur2 di sana. Perahu dinahkodahi pria yang maco berwarna hitam pekat
hanya gigi yang agak menyilaukan. Di atas perahu rasanya seperti bergoyang goyang
mengarungi ombak, sayangnya tak ditemani oleh Zaskia Gothik dengan goyang itik
ataupun duel jupe vs nikita mirzani *perlu sensor*. Hanya wanita Jepang yang
juga asyik bergoyang di perahu mereka masing2 yang saat itu berpapasan dan tak
sungkan mereka melambaikan tangan ke aku dan kawan2 yang berwajah kuprus2
seperti ini. Setelah cukup puas di atas perahu sampailah di pulau penyu. Cuma
5000 masuk pulau penyu sepuasnya *ojo promosi plis*. Tak lupa foto2 dulu,
bermaksud tak ingin kehilangan momen indah atau malah seperti alayer. Akhirnya
bertemu juga dengan penyu yang unyu unyu itu, foto2 lagi deh. Sudah puas di
pulau penyu dan saatnya kembali, itu artinya kembali bergoyang lagi di atas
perahu di atas ombak tanjung benoa. Kali ini bukan ketemu wanita Jepang tapi
malah bule tuwo, tapi kali ini bisa melihat bule muda hanya memakai bra cd
sedang naik paralayang. Ketika dia melewati di atas perahu ku, sontak aku dan
kawan2 mengimtip dari bawah, langsung WOW *jangan ditiru hanya dilakukan oleh
profesional*. Sampai juga di Tanjung Benoa dan saatnya makan siang. Setelah
puas bersenang-senang di Tanjung Benoa saatnya melanjutkan perjalanan ke destinasi
berikutnya di GWK(Garuda Wisnu Kencana). istimewa disana, patungnya WOW
panasnya juga WOW. Saat disana rasanya ku tak seperti di Indonesia. Kata bli
Wayan itu semula tanah kapur yang tandus rakyat disana miskin lalu pemerintah
mengolah daerah kapur tersebut menjadi tempat wisata. Sekarang rakyat di
sekitarnya menjadi sejahtera, harga tanah di sekitar sana menjadi mahal. Tak
lupa juga disana foto2 with anak2 evenscene bersama pak Hadi juga. Setelah GWK
saatnya menuju ke Dreamland. Perjalanan menuju Dreamland tak begitu lama.
Begitu turun dari bis gerimis sudah mengundang kami langsung bergegas menuju
pantai Dreamland. Hanya beberapa langkah hujan malah menjadi deras tapi tak
menyurutkan hasrat untuk ke pantai Dreamland. Begitu sampai di pantai hujan pun
mereda sejenak, tak begitu lama hujan pun turun dengan derasnya. Akhirnya semua
memilih untuk kembali ke bis. Namun hujan pun tak kunjung reda hanya bermodal
nekat untuk kembali ke bis. Kamar mandi di Dreamland sekali masuk seharga
10.000, mahal kan. Berjiwa komersil sekali penghuninya. Pantai Dreamland
bersih, pasirnya putih, lautnya biru bening, sayangnya ta bisa berlama-lama disana.
Okelah langsung berangkat menuju pantai Kuta. Perjalanan menuju Kuta di bis ada
segmen belajar bahasa Bali yang digurui
oleh bli Wayan Agus. Inilah yang kudapat: Ken ken kabare? (bagaimana kabarnya)
jawabnya baik-baik. Baik dalam bahasa Bali su kalo baik-baik brarti susu kalo
tidak baik brarti asu *waduh*. Makan dalam bahasa Bali artinya ngaceng. Coba
kita buat kalimat ini Mari kita makan bareng2 ® “Mari kita ngaceng sesarengan”
aroma ngeres terasa lagi bung, habis ngaceng pasti kenyang kan. Kenyang dalam
bahasa Bali jika diartikan ke bahasa Indonesia apa hayo? Cari di mbah google
yah kawan. Kata Pintar di translate ke bahasa Bali jadinya ketek, kyak muke lo. Gila translate
bahasa Bali jadi soleh, waduh msok soleh yo gila tenan. Sekian belajar bahasa
Balinya. Unik kan asik juga kok. Jika kalian punya yang lain jangan lupa
comment ya, okeh. Tak terasa belajar bahasa Bali sudah sampai di parkir utama
Kuta. Kami terpaksa diturunkan di sini dan berlanjut naik angkutan yang bernama
komotra untuk menuju pantai Kuta. Cukup 3000 naik itu *plis hentikan promosi*.
Naik komotra sek-sekan rasanya seperti naik angkot johar – genuk tapi kali ini
lebih terbuka dengan suasana bule-bule diluar bukan mak-mak pasar johar.
Bulenya bevariasai mulai dari yang bangkotan, gemblondong sampai yang langsing
seperti barbie pun ada. Hitam, putih, jepang, pucat, bahkan yang kekurangan
pigmen kulit semua berkumpul di Kuta. Ada yang sombong, njaprut, melongo namun
juga ada yang sumringah melambaikan tangan layaknya teletubis ketika melihat
kami umpek2an di komotra, bli Wayan ikut ngumpek juga loh. Tak terasa ngumpek
di komotra tiba2 sampai di pantai Kuta. Langsung menuju pantai dan siap njegur,
tak lupa juga pastinya foto2. Indahnya melihat sunset di pantai Kuta. Aku
disana bertemu Andik Vermansyah tapi sombongmen dijak foto wegah. Ketika dia
memakai baju merah gaya kelekan lewat di depanku aku hanya mengatakan hii
tatone apik dengan polosnya diriku, kudengar ada kerumunan lalu kutengok kanan
ternyata cah smanda regudukan seolah ingin menggruduku, ada apa ini aku serasa
artis #pedene kudengar ada yang memanggil andik andik, hah... apa? Andik? bukane
kui jenenge masku. Kukejar dan kulihat wajah orang yang berbaju merah itu.
he.eh... Andik Vermansyah gayaku gaya polos. Lalu kukatakan dengan gaya melas
“masmas minta fotonya” dia menjawab dengan medoknya “saya disini mau liburan”
batinku yo reti kw liburan kene wae yo liburan og cah. Seluruh anak smanda
kecewa dan kembali ke habitat masing2 deh. Menikmati sunset di Kuta memang tiada duanya.
Sayangnya waktu di pantai Kuta kua tak bertemu 3 punggawa SID yaitu Jrx,Bobby
kool, Eka. Tak ketemui satupun dari mereka. Kutengok kesana kemari ku ganti
haluan dan ternyata memang benar tidak ada tanda tanda brandal brandal itu, yah
sedih. Kira-kira jam 7 waktu Bali kami disuruh untuk segera ke bis pdahal masih
betah disini. Kembali menaiki komotra dengan celana basah dan berlumur pasir dengan
wajah yang tak sesumringah waktu menaiki komotra sebelumnya. Mungkin mereka
sudah lelah atau mereka kecewa karena tak bisa menikmati pantai Kuta lebih
lama. Aku juga kecewa karena tak bertemu
personil SID selain itu aku juga kecewa karena tak jadi berfoto di depan Hard
Rock cafe, sedih sekali kawan. Begitu sampai di parkir langsung ke toilet untuk
membersihkan pasir di celana. Setelah semua kembali saatnya menuju ke hotel.
Waktu di perjalanan bli Wayan ngomong guru2 pada rapat dan anak2 suruh kembali
ke hotel. Aneh sekali, rapat di Kuta itu WOW banget. Itu rapat apa shoping apa
mejeng di Kuta, tanda tanya besar kawan. Sampai di hotel langsung mandi.
Sehabis mandi stamina menjadi fresh kembali. Makan dulu dengan listrik yang
mati untung ada lampu bis yang sedikit membantu walupun sedikit menyorot dimata
dan terpaksa harus lesehan. Sehabis makan saatnya melncong ke Indomaret
jaraknya kira2 100 meter. Sebenernya ada sih alfamart yang lebih deket, tapi
kami memilih yang jauh sekaligus jalan2. Hanya penghuni kamar 122 yang
melancong sampai indomaret. Kami juga melewati gerbang kantor bupati Kab.
Badung, gerbangnya aja sudah megah apalagi dalemnya amazing kale. Tepat di
depan hotel ada ATM BNI aku berniat untuk mengambil uang disana setelah masuk
dan ternyata aku lupa nomer pin ku kucoba berkali-kali kukira sudah benar dan
ternyata salah sampai akhirnya ATMnya terblokir, walah lais. Tak jadi deh ambil
uang, sedih. Setelah puas jalan2 kembali ke hotel dan nongkrong di sebuah
pertigaan antara kamar2 yang biasanya aku sebut pertigaan maut. Banyak hal yang
bisa dilakukan di situ contohnya uno nan, pokeran. Tempat yang sangat strategis
dilengkapi dengan sofa empuk juga. Malam itu malam terakhirku disana dan
ternyata aku lupa hari disana karena sering asiknya bersenang-senang setiap
harinya, ku mengira hari ini hari minggu. Kutanya salah satu temanku dan
ternyata ini hari senin. Berbeda sekali rasanya senin di Bali dengan di
Semarang yang biasanya setiap senin disibukan dengan sekolah dengan mata
pelajaran biologi, fisika, kimia aduh tekor deh. Kalo di Bali hari2 nya
dipenuhi dengan melancong, lupa akan aktifitas biasa yang membonsankan lupa
akan hari. Tak ingin mengulangi kejadian malam kemarin, malam ini seluruh hp
milik penghuni kamar 122 menghidupkan alamrnya.
Hari
keempat – kubangun pagi ini dibantu dengan suara dentuman alarm 4 hp. Serentak
semua berbunyi pukul 4 pagi. Suara gak jelas tabrakan sana sini antara suara
hp2 tersebut. Senang rasanya bisa bangun pagi melakukan hal apapun tanpa
kemrungsung. Mandi sholat packing makan dan hal yang paling menyedihkan angkat
kaki dari hotel. Hari ini adalah hari terakhirku di palau Bali. Destinasi hari
ini adalah galuh dan ratna ehh ngawur galuh dan sukawati maksute. Sebelum pergi
meninggalkan kamar ku menjatuhkan remot tipi sampai pecah #ups gara2 mengambil
tas kamera Resila yang ketinggalan. Ku satukan kembali remotnya dan ternyata
tak berhasil dan langsung bergegas meninggalkan kamar. Saatnya menuju ke bis
dan membawa seluruh tas dari kamar untuk dibawa ke bis, ketika membawa tas
rasanya aku tereliminasi dari audisi Indonesia Mencari Berkat *apaan2 ini*. Perjalanan
dimulai menuju Galuh and say goodbye Hotel Made. Kata bli Wayan di galuh selain
kerajinan kain tenun disana juga terdapat contoh rumah adat Bali. Begitu sampai
di Galuh aku hanya melihat-lihat tak membeli apapun alias nggembel. Setelah
galuh melanjutka ke pasar Sukawati. Ini merupakan destinasi terakhir di pulau
ini. Kata bli Wayan nanti waktu di Sukawati kita akan jadi artis sejenak disana
yang dikerumuni para pedagang genit *ciyuss*. Begitu sampai di Sukawati bli
Wayan mengajak foto bersama seisi bis di tempat ini pula kami berpisah dengan
bli Wayan, yaah sedih. disini kaum hawa yang menjadi masternya tawar menawar
akupun hanya membeli segelintir buah tangan dan hanya membututi temanku saja.
Selesai dari Sukawati langsung bergegas ke RM Soka Indah. Waktu di Soka indah kali
ini berbeda dengan waktu datang kemari beberapa hari lalu. Tak ada main2, tak
ke pantai tak bisa bersenang senang disini. Kali ini hanya hanya diberi waktu
untuk makan dan sholat. Semua seolah disuruh untuk bergerak cepat, hal itu
bertujuan agar tidak menghadapi antrian di Pelabuhan Gilimanuk. Sampai di
Gilimanuk antrian tidak begitu panjang dan bis pun langsung masuk kapal. Ku
masuki kapal kini ku tak menginjak tanah Bali. Ketika kapal mulai meninggalkan
pelabuhan Gilimanuk dalam hati ku berkata Selamat tinggal pulau Bali, aku akan
rindu dengan keelokanmu, dan ku menyimpan mimpi ku akan kembali kesini dengan
membawa para sahabat suatu hari nanti *nada sedih*. Saat di kapal ku melihat
pemandangan yang indah antara pulau Bali dan Jawa. Kira2 2 jam di laut tak
terasa kapal sudah merapat di Pelabuhan Ketapang pintu gerbang pulau Jawa.
Ketika ku tapakan kaki di Jawa perasaan senang dan sedih bercampur aduk. Senang
karena dengan selamat bisa kembali ke pulau ini pulau tempat kelahiranku ini,
sedih karena ku harus meninggalkan pulau Bali kuingin lebih lama disana dengan
ini juga brarti ku akan kembali beraktifitas seperti biasa yang penuh kepenatan
dan kejenuhan. Sudahlah daripada sedih berlarut-larut mending boim(bobok imut)
aja di bis. Bis pun sepi penghuninya pun sudah mulai lelah tak ada pula suara
bli Wayan Agus yang selalu bercerita tentang pulau Dewata itu. Kubuka mata dan
kudengar sebentar lagi makan malam dan supir telah membanting stirnya ke arah
pom bensin. Apah...makan di pom bensin, mau makan bensin?? Begitu turun pom
bensinya amazing banget, rumah makan ada, wc ada, masjid ada, hotel ada, mall
pun ada. Pom bensin macem mana ni *logat upin*. Disini kami harus menunggu bis
lain yang masih di perjalanan kira2 1stengah jam. Setelah itu melanjutkan
perjalanan pulang menuju smanda. Malam ini semalaman di bis tidak di hotel lagi
dan karena semua sudah larut dalam mimpi aku pun hanya ditemani suara musik
dari hp yang kusalurkan lewat hedset
yang kupasang di hidung eh telinga dan mungkin hanya ada pak supir yang masih
kuat pasang mata ke jalanan. Beberapa saat aku pun tak sadar telah terlelap.
Hari
kelima – inilah hari yang memungkasi seluruh perjalanan Smanda Vacation to Bali. Pukul berapa aku tak tau aku bangun dari
mimpiku. Ku juga tak tau ini dimana pokoknya bis berhenti tepat di depan masjid
dan katanya ini waktunya sholat subuh. Kubaca tulisan depan masjidnya ternyata
ini di perbatasan Jateng-Jatim tepatnya di Rembang. Setelah semua sudah sholat
dan aku juga nyambi kencing akhirnya kami melanjutkan perjalanan. Sepanjang
perjalanan ku tak sedikitpun tidur kali ini sampai akhirnya sampai di Demak dan
disanalah waktunya sarapan yang merupakan makan terakhir bersama-sama. Berhubung
sandalku bejat terpaksa aku turun dari bis dengan nyokoran. Mau pake sepatu harus
ambil di bagasi dulu yaah repot nyokor pun pilihan tepat serasa di rumah
sendiri pula. Perjalanan menuju Smanda kira2 1setengah jam lagi, sebenernya
bisnya melewati mbates rumahku tapi sayangnya ku tak boleh turun di tengah
jalan, yomesti turun kan kudu ning pinggir jalan. Akhir cerita aku sampai di
Smanda dengan selamat, sehat , sentosa, Alhamdulillah
Sekian
ceritaku ku kali ini, asik kan. Senang rasanya ku bisa cerita panjang lebar 5 meter tentang perjalanku ke Bali kemarin. Mungkin ini adalah rekor cerita yang paling
panjang di blogku ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar