Kunai

Minggu, 23 Desember 2012

Bali Holiday


Om Swastyastu bli! Ketemu lagi dengan ku. Kangen kan?? *pede badai*. Aku akan menepati janjiku pada posting sebelumnya untuk menceritakan perjalananku ke pulau Dewata Bali pulau 1000 pura kemarin. Okelah kita mulai dari awal. Cekiprut duuut!!

Hari pertama - sabtu 8 Desember lalu, mungkin hari itu sudah kutunggu-tunggu sejak duduk di SMA itu smanda tepatnya. Sudah kupersiapkan pakaian yang aku bawa sebelumnya. Kulihat jadwal kegiatan dan saat itu juga kutata, kupilih, dan kupilah baju yang kupakai di tempat-tempat wisata disana. Perajalanan kali ini berbeda dengan sebelumnya waktu ku SD ke Jogja dan SMP ke Jakarta-Bandung. Persiapan kali ini juga tak se heboh sebelumnya, sekarang mungkin lebih teratur aku pun santai mungkin ada sanken *waduh*. Kubawa tas yang bewarna merah merona, kumasukan pakaian yang ku bawa kedalam tas itu. Walaupun sudah tertata rapi namun anehnya sering ku cek berkali kali. Pikirku ku pastikan semua terbawa dan ku tak mau salah kostum disana. Tas yang akan kupakai jalan2 disana adalah tas kecilku yang biasa temanku menyebutnya tas STM, aneh bukan. Kepergianku ke pulau dewata kali ini, selain ditemani oleh para rekan smanda aku juga ditemani oleh jerawat-jerawat yan membentuk negara kepulauan di pipi ini. Aku hanya membawa jajan segelintir saja karena ku yakin temanku sudah membawakan persediaan yang cukup memadai. Ketika ku sampai di smanda sudah berjejer jejer bis yang siap menghantarkan ku bersama rekan smanda lainnya untuk wisata ke pulau 1000 pura itu. Aku di bis 4 tepatnya bis yang berwarna hijau, sebenernya hampir semuanya hijau sih. Berangkat pukul 7 dari smanda, itu artinya petualangan dimulai saat ini. Bali aku datang, selamat tinggal hari menjenuhkan. Selama di bis guyon tiada habisnya mulai dari ini itu dan puncaknya saat ngrasani Bu Mas guru biologi seluruh bis berguncang seismograf bergetar, suara tertawa berderu kencang. Acara yang paling favorit di dalam bis adalah nyetel Iwak penyek. Sagita Mentul lah yang menjadi artis pendatang baru terfavorit ala Zentrum award *opo iki konyol*. Saat di perjalanan ada suatu tempat yang membuatku kagum suatu hal yang belum kulihat sebelumnya walaupun 6 tahun yang lalu mungkin ku melewati daerah ini mungkin pada saat itu aku sedang asik bermimpi di bis. Tempat itu mungkin berjarak beberapa jam dengan rumah makan di Probolinggo yang kami singgahi untuk makan malam. Pembangkit listrik tenaga uap raksasa bertuliskan besar Jawa Power di temboknya. Kukira pembangkit listrik di Semarang sudah yang paling besar ternyata inilah yang paling besar. Kira-kira pukul 12 malam kami telah sampai di pelabuhan Ketapang. Dengan wajah yang luluran minyak jlantah dan mata yang seperti mata pandah dan juga mulut dengan abab yang menusuk hidung, untungnya kami tidak latah untuk segera melihat pulau Bali yang indah. Kami pun menaiki kapal dan siap mengarungi ombak selat Bali. Menikmati angin laut yang tak mengenal lelah selalu berhembus menebus jaket Evenscene ini. Dingin sekali memang bulu kuduk pun berdiri tanpa kuperintah. Menikmati dinginnya angin laut 1 jam berjalan begitu cepat rupanya. Kulihat para penumpang kapal sudah berdiri mendekati tangga dan bersiap untuk turun dari kapal, awalnya ku hanya bengong, melihat teman-teman menuju ke tangga aku pun langsung bergegas dan membuntutinya. Tiba di ujung kapal kusiapkan kaki kananku untuk menapak di tanah Bali. Ku baca bismillah dan kulangkahkan kaki kananku di tanah itu dan ternyata apa rasanya pemirsah? BiaSASAja!!

Hari Kedua – Kulihat jam dan itu menunjukan pukul... aduh berapa lupa. Mungkin kira-kira jam 1an WIB(waktu Indonesia Barat) brarti di Bali pukul 2an pagi WIB juga (waktu Indonesia Bali). Ku tersenyum ku telah sampai di Bali, inilah yang kutunggu tunggu akhirnya terwujud juga. Kami menaiki bis kembali dan bergegas menuju rumah makan Soka Indah. Begitu sampai disana kami menjadi pengunjung pertama disana. Dengan membayar 2000 anda bisa masuk Soka Indah sepuasnya, murah kan!! *malah promosi*. Mandi dulu lalu makan berhubung bis 4 yang pertama jadi tidak sampai mengantri, mandi bisa sepuasnya. Lalu sarapan setelah itu foto2 deh. Tidak puas di atas aku bersama anak evenscene turun ke pantai. Saat di pantai ada seorang bapak2 dengan perkasanya membawa motor di area berpasir di pantai itu. Saat mengalami masalah dengan bangga kudorong motornya agar bisa melewati rintangan berbatu di pantai itu. Di Soka Indah pula tepatnya di wcnya sebelum berangkat aku tak membuang kesempatan disana untuk membuang hajat yang selama 1 hari belum ku buang. Kami melanjutkan perjalanan menuju destinasi pertama yaitu Tanah Lot. Ketika di bis sang TL bis 4 sebut saja om Andik mengakatan bahwa jadwalnya akan di balik karena saat itu di Bali sedang ramai agar tidak terjadi penumpukan di tempat wisata tersebut. Okelah manut! Tiba di Tanah Lot, ketika itu masih sepi dan mungkin kami yang datang pertama di hari itu. Sampai disana kami pun anak Evenscene langsung ber foto2 tak ketinggalan juga wali kelas kami Pak Hadi yang sangat bersemangat saat itu. Ceprat cepret sana sini tak mengenal lelah mereka. Untungnya laut sedang surut jadi kami bisa ke pura suci di Tanah Lot. Di Tanah Lot pula pertemuan pertama dengan guide yang bernama Wayan Agus. Setelah Tanah Lot perjalanan dilanjutkan ke Pabrik kata-kata Joger Bedugul. Kata2 disini sungguh kreatip banget pinter merangkai kata mesti sing duwe yo pinter nyepik. Begitu sampai di Joger pemeriksaan cukup ketat, mungkin agar kata-kata mereka tidak di colong kali. Bajuku dan anak smanda ditempeli stiker VIP yang artinya Very Iseng Person. Ketika masuk ke dalam ku bingung mau beli apa cobak, ku lihat harga2nya, langsung WOW! Harganya menembus langit2 kawan. Semahal apapun disana tetep rame sumpek sesek kalo gini malah terasa di pasar Johar. Ku disana hunting bersama Kokoh, dan sekaligus dengan Meyes bersama Momon. Untuk ke tempat pakaian anak2 kita harus mbrangkang karena pintunya amat sangat kecil sekali. Hunting pun selesai saatnya ke kasir bukan kasur. Antriannya naudzubillah panjang bener. Sabar tetep, pusing manteb. Sepenggal kata dari Joger: bersyukurlah jika masih bisa merasakan pusing, itu menandakan anda masih punya kepala. Selesai dari Joger langsung tancap ke danau di Bedugul. Perjalanan menuju Bedugul melewati jalan yang berliku-liku karena Bedugul terletak di pegunungan. Kata bli Wayan kami melewati 9 kelokan yang biasa disebuk kelokan cinta. Kata bli juga jika belok ke kanan katakan aaahh jika belok ke kiri katakan uuhh. Inilah waktunya melewati kelokan tersebut, pas belok ke knan bli Wayan mengatakan aaahh... diikuti seisi bis, ke kiri uuuhh.., waktu ke kanan dan ke kiri langsung aaahh... uuuhh... aroma ngeres terasa disini. Ya, tapi maklumlah namanya aja kelokan cinta. Ketika sampai di Bedugul awan mendung telah memayungi kami. Kami langsung masuk ke restoran disana untuk makan siang dan ternyata antrian sudah panjang anak smanda karena bis ku datang terakhir di Bedugul. Beberapa saat hujan pun turun dengan lebat wah sedih gag jadi naik perahu ke pura yang menjadi background uang 50ribu itu. Akhirnya di Bedugul cuma nunut makan dan sholat, wah sedih. Perjalanan dilanjut ke oleh2 cahayu. Setelah cahayu dilanjut ke tempat pertunjukan tari barong. Pertunjukannya lucu dan mungkin mampu membangkitkan rasa lelah selama diperjalanan. Kulihat tariannya sudah dikemas modern. Setelah nonton tari barong saatnya check in hotel, hal yang ditunggu-tunggu. Kami menginap di hotel Made Bali. Walaupun terletak di depan kantor bupati Badung namun hotelnya cukup pelosok. Ternyata kamarku dipindah dari kamar 101 ke kamar 122. Aku sekamar dengan Fajar, Sandro, Haq, dan Resila. Ketika sampai disana langsung masuk kamar dan mandi setelah itu makan tak lupa juga sholat. Saat itu juga M.U kontra M. City sedang berlaga. Seluruh penghuni di seluruh kamar sedang memantengi tv menonton laga hot tersebut. Aku pun juga tak ketinggalan, ketika M.U menciptakan gol, seluruh kamar bergemuruh jantungpun ingin copot diriku seolah berada di old traford.

Hari Ketiga – Keesokan harinys seisi kamar bangun kesiangan, semua pun kebingungan, sholat subuh belum dilaksanakan, jam alarm seolah diabaikan. Semua larut akan cerita semalam. Mandi belum, sikat gigi juga belum, ledis iya kalo ladis bukan. Kesiangan pada pagi itu bukan hanya dilakoni oleh penghuni kamar 122, tapi juga berjamaah kesiangan seluruh penghuni di seluruh kamar. Perjalanan dimulai pukul setengah 8 WIB *waktu Indonesia Bali loh bray*. Destinasi pertama Dewata. Weeehh.. tempat apakah itu? bukankah ini sudah pulau dewata, atau kah itu miniatur pulau Bali. Aku heran. Keherananku dijawab oleh buku Smanda Vacation to Bali. Kubuka bukunya dijilat lalu dicelupin #ngawur Dibuku buram itu bertuliskan otlet kaos Dewata. Owalah kui to, yowes abaikan. Begitu sampai disana patung kayu seronok menyambutku hangat di depan pintu Dewata. Apakah itu, sok nek rono ndelok dewe nek tak critake rak seru ngko. Masuk dan mulailah shoping produk harga miring, semiring otak Mr. Joger *ehh. Selesai dari Dewata kami melanjutkan ke Tanjung Benoa. Di perjalanan menuju Tanjung Benoa ku melihat-lihat kanan kiri. Ku takjub selain indah pulau ini tepatnya di Denpasar sudah maju tak kalah dengan kota-kota di Jawa dengan warganya yang tertib pula jadi kebersihan disini terjaga. Ku juga melihat bandara Ngurah Rai dari dalam bis tentunya. Bli Wayan juga menunjukan tempat yang biasanya digunakan konferensi Internasional yang sering dilaksanakan di Bali. Tak begitu lama sampailah di Tanjung Benoa. Kulirik sana sini tak kulihat pantai sejauh mata memandang. Ternyata pantainya di dalam. Berjalan sedikit gakpapa lah walaupun keringat bercucuran, dan badan mulai menghitam. Akhirnya sampai juga dan saatnya pergi ke pulau penyu. Soal perahu? sudah di boking lewat bli Wayan saat di perjalanan tadi. Cukup 40.000 cari 10 orang anda bisa naik perahu ke pulau penyu sampai sore sak pegelmu cah *promosi again abaikan saja*. Di atas perahu terdapat kaca juga loh, bisa melihat kehidupan dasar laut di bawahnya sayangnya tak kulihat spongebob mencari ubur2 di sana. Perahu dinahkodahi pria yang maco berwarna hitam pekat hanya gigi yang agak menyilaukan. Di atas perahu rasanya seperti bergoyang goyang mengarungi ombak, sayangnya tak ditemani oleh Zaskia Gothik dengan goyang itik ataupun duel jupe vs nikita mirzani *perlu sensor*. Hanya wanita Jepang yang juga asyik bergoyang di perahu mereka masing2 yang saat itu berpapasan dan tak sungkan mereka melambaikan tangan ke aku dan kawan2 yang berwajah kuprus2 seperti ini. Setelah cukup puas di atas perahu sampailah di pulau penyu. Cuma 5000 masuk pulau penyu sepuasnya *ojo promosi plis*. Tak lupa foto2 dulu, bermaksud tak ingin kehilangan momen indah atau malah seperti alayer. Akhirnya bertemu juga dengan penyu yang unyu unyu itu, foto2 lagi deh. Sudah puas di pulau penyu dan saatnya kembali, itu artinya kembali bergoyang lagi di atas perahu di atas ombak tanjung benoa. Kali ini bukan ketemu wanita Jepang tapi malah bule tuwo, tapi kali ini bisa melihat bule muda hanya memakai bra cd sedang naik paralayang. Ketika dia melewati di atas perahu ku, sontak aku dan kawan2 mengimtip dari bawah, langsung WOW *jangan ditiru hanya dilakukan oleh profesional*. Sampai juga di Tanjung Benoa dan saatnya makan siang. Setelah puas bersenang-senang di Tanjung Benoa saatnya melanjutkan perjalanan ke destinasi berikutnya di GWK(Garuda Wisnu Kencana). istimewa disana, patungnya WOW panasnya juga WOW. Saat disana rasanya ku tak seperti di Indonesia. Kata bli Wayan itu semula tanah kapur yang tandus rakyat disana miskin lalu pemerintah mengolah daerah kapur tersebut menjadi tempat wisata. Sekarang rakyat di sekitarnya menjadi sejahtera, harga tanah di sekitar sana menjadi mahal. Tak lupa juga disana foto2 with anak2 evenscene bersama pak Hadi juga. Setelah GWK saatnya menuju ke Dreamland. Perjalanan menuju Dreamland tak begitu lama. Begitu turun dari bis gerimis sudah mengundang kami langsung bergegas menuju pantai Dreamland. Hanya beberapa langkah hujan malah menjadi deras tapi tak menyurutkan hasrat untuk ke pantai Dreamland. Begitu sampai di pantai hujan pun mereda sejenak, tak begitu lama hujan pun turun dengan derasnya. Akhirnya semua memilih untuk kembali ke bis. Namun hujan pun tak kunjung reda hanya bermodal nekat untuk kembali ke bis. Kamar mandi di Dreamland sekali masuk seharga 10.000, mahal kan. Berjiwa komersil sekali penghuninya. Pantai Dreamland bersih, pasirnya putih, lautnya biru bening, sayangnya ta bisa berlama-lama disana. Okelah langsung berangkat menuju pantai Kuta. Perjalanan menuju Kuta di bis ada segmen belajar bahasa Bali  yang digurui oleh bli Wayan Agus. Inilah yang kudapat: Ken ken kabare? (bagaimana kabarnya) jawabnya baik-baik. Baik dalam bahasa Bali su kalo baik-baik brarti susu kalo tidak baik brarti asu *waduh*. Makan dalam bahasa Bali artinya ngaceng. Coba kita buat kalimat ini Mari kita makan bareng2 ® “Mari kita ngaceng sesarengan” aroma ngeres terasa lagi bung, habis ngaceng pasti kenyang kan. Kenyang dalam bahasa Bali jika diartikan ke bahasa Indonesia apa hayo? Cari di mbah google yah kawan. Kata Pintar di translate ke bahasa Bali jadinya ketek, kyak muke lo. Gila translate bahasa Bali jadi soleh, waduh msok soleh yo gila tenan. Sekian belajar bahasa Balinya. Unik kan asik juga kok. Jika kalian punya yang lain jangan lupa comment ya, okeh. Tak terasa belajar bahasa Bali sudah sampai di parkir utama Kuta. Kami terpaksa diturunkan di sini dan berlanjut naik angkutan yang bernama komotra untuk menuju pantai Kuta. Cukup 3000 naik itu *plis hentikan promosi*. Naik komotra sek-sekan rasanya seperti naik angkot johar – genuk tapi kali ini lebih terbuka dengan suasana bule-bule diluar bukan mak-mak pasar johar. Bulenya bevariasai mulai dari yang bangkotan, gemblondong sampai yang langsing seperti barbie pun ada. Hitam, putih, jepang, pucat, bahkan yang kekurangan pigmen kulit semua berkumpul di Kuta. Ada yang sombong, njaprut, melongo namun juga ada yang sumringah melambaikan tangan layaknya teletubis ketika melihat kami umpek2an di komotra, bli Wayan ikut ngumpek juga loh. Tak terasa ngumpek di komotra tiba2 sampai di pantai Kuta. Langsung menuju pantai dan siap njegur, tak lupa juga pastinya foto2. Indahnya melihat sunset di pantai Kuta. Aku disana bertemu Andik Vermansyah tapi sombongmen dijak foto wegah. Ketika dia memakai baju merah gaya kelekan lewat di depanku aku hanya mengatakan hii tatone apik dengan polosnya diriku, kudengar ada kerumunan lalu kutengok kanan ternyata cah smanda regudukan seolah ingin menggruduku, ada apa ini aku serasa artis #pedene kudengar ada yang memanggil andik andik, hah... apa? Andik? bukane kui jenenge masku. Kukejar dan kulihat wajah orang yang berbaju merah itu. he.eh... Andik Vermansyah gayaku gaya polos. Lalu kukatakan dengan gaya melas “masmas minta fotonya” dia menjawab dengan medoknya “saya disini mau liburan” batinku yo reti kw liburan kene wae yo liburan og cah. Seluruh anak smanda kecewa dan kembali ke habitat masing2 deh.  Menikmati sunset di Kuta memang tiada duanya. Sayangnya waktu di pantai Kuta kua tak bertemu 3 punggawa SID yaitu Jrx,Bobby kool, Eka. Tak ketemui satupun dari mereka. Kutengok kesana kemari ku ganti haluan dan ternyata memang benar tidak ada tanda tanda brandal brandal itu, yah sedih. Kira-kira jam 7 waktu Bali kami disuruh untuk segera ke bis pdahal masih betah disini. Kembali menaiki komotra dengan celana basah dan berlumur pasir dengan wajah yang tak sesumringah waktu menaiki komotra sebelumnya. Mungkin mereka sudah lelah atau mereka kecewa karena tak bisa menikmati pantai Kuta lebih lama.  Aku juga kecewa karena tak bertemu personil SID selain itu aku juga kecewa karena tak jadi berfoto di depan Hard Rock cafe, sedih sekali kawan. Begitu sampai di parkir langsung ke toilet untuk membersihkan pasir di celana. Setelah semua kembali saatnya menuju ke hotel. Waktu di perjalanan bli Wayan ngomong guru2 pada rapat dan anak2 suruh kembali ke hotel. Aneh sekali, rapat di Kuta itu WOW banget. Itu rapat apa shoping apa mejeng di Kuta, tanda tanya besar kawan. Sampai di hotel langsung mandi. Sehabis mandi stamina menjadi fresh kembali. Makan dulu dengan listrik yang mati untung ada lampu bis yang sedikit membantu walupun sedikit menyorot dimata dan terpaksa harus lesehan. Sehabis makan saatnya melncong ke Indomaret jaraknya kira2 100 meter. Sebenernya ada sih alfamart yang lebih deket, tapi kami memilih yang jauh sekaligus jalan2. Hanya penghuni kamar 122 yang melancong sampai indomaret. Kami juga melewati gerbang kantor bupati Kab. Badung, gerbangnya aja sudah megah apalagi dalemnya amazing kale. Tepat di depan hotel ada ATM BNI aku berniat untuk mengambil uang disana setelah masuk dan ternyata aku lupa nomer pin ku kucoba berkali-kali kukira sudah benar dan ternyata salah sampai akhirnya ATMnya terblokir, walah lais. Tak jadi deh ambil uang, sedih. Setelah puas jalan2 kembali ke hotel dan nongkrong di sebuah pertigaan antara kamar2 yang biasanya aku sebut pertigaan maut. Banyak hal yang bisa dilakukan di situ contohnya uno nan, pokeran. Tempat yang sangat strategis dilengkapi dengan sofa empuk juga. Malam itu malam terakhirku disana dan ternyata aku lupa hari disana karena sering asiknya bersenang-senang setiap harinya, ku mengira hari ini hari minggu. Kutanya salah satu temanku dan ternyata ini hari senin. Berbeda sekali rasanya senin di Bali dengan di Semarang yang biasanya setiap senin disibukan dengan sekolah dengan mata pelajaran biologi, fisika, kimia aduh tekor deh. Kalo di Bali hari2 nya dipenuhi dengan melancong, lupa akan aktifitas biasa yang membonsankan lupa akan hari. Tak ingin mengulangi kejadian malam kemarin, malam ini seluruh hp milik penghuni kamar 122 menghidupkan alamrnya.

Hari keempat – kubangun pagi ini dibantu dengan suara dentuman alarm 4 hp. Serentak semua berbunyi pukul 4 pagi. Suara gak jelas tabrakan sana sini antara suara hp2 tersebut. Senang rasanya bisa bangun pagi melakukan hal apapun tanpa kemrungsung. Mandi sholat packing makan dan hal yang paling menyedihkan angkat kaki dari hotel. Hari ini adalah hari terakhirku di palau Bali. Destinasi hari ini adalah galuh dan ratna ehh ngawur galuh dan sukawati maksute. Sebelum pergi meninggalkan kamar ku menjatuhkan remot tipi sampai pecah #ups gara2 mengambil tas kamera Resila yang ketinggalan. Ku satukan kembali remotnya dan ternyata tak berhasil dan langsung bergegas meninggalkan kamar. Saatnya menuju ke bis dan membawa seluruh tas dari kamar untuk dibawa ke bis, ketika membawa tas rasanya aku tereliminasi dari audisi Indonesia Mencari Berkat *apaan2 ini*. Perjalanan dimulai menuju Galuh and say goodbye Hotel Made. Kata bli Wayan di galuh selain kerajinan kain tenun disana juga terdapat contoh rumah adat Bali. Begitu sampai di Galuh aku hanya melihat-lihat tak membeli apapun alias nggembel. Setelah galuh melanjutka ke pasar Sukawati. Ini merupakan destinasi terakhir di pulau ini. Kata bli Wayan nanti waktu di Sukawati kita akan jadi artis sejenak disana yang dikerumuni para pedagang genit *ciyuss*. Begitu sampai di Sukawati bli Wayan mengajak foto bersama seisi bis di tempat ini pula kami berpisah dengan bli Wayan, yaah sedih. disini kaum hawa yang menjadi masternya tawar menawar akupun hanya membeli segelintir buah tangan dan hanya membututi temanku saja. Selesai dari Sukawati langsung bergegas ke RM Soka Indah. Waktu di Soka indah kali ini berbeda dengan waktu datang kemari beberapa hari lalu. Tak ada main2, tak ke pantai tak bisa bersenang senang disini. Kali ini hanya hanya diberi waktu untuk makan dan sholat. Semua seolah disuruh untuk bergerak cepat, hal itu bertujuan agar tidak menghadapi antrian di Pelabuhan Gilimanuk. Sampai di Gilimanuk antrian tidak begitu panjang dan bis pun langsung masuk kapal. Ku masuki kapal kini ku tak menginjak tanah Bali. Ketika kapal mulai meninggalkan pelabuhan Gilimanuk dalam hati ku berkata Selamat tinggal pulau Bali, aku akan rindu dengan keelokanmu, dan ku menyimpan mimpi ku akan kembali kesini dengan membawa para sahabat suatu hari nanti *nada sedih*. Saat di kapal ku melihat pemandangan yang indah antara pulau Bali dan Jawa. Kira2 2 jam di laut tak terasa kapal sudah merapat di Pelabuhan Ketapang pintu gerbang pulau Jawa. Ketika ku tapakan kaki di Jawa perasaan senang dan sedih bercampur aduk. Senang karena dengan selamat bisa kembali ke pulau ini pulau tempat kelahiranku ini, sedih karena ku harus meninggalkan pulau Bali kuingin lebih lama disana dengan ini juga brarti ku akan kembali beraktifitas seperti biasa yang penuh kepenatan dan kejenuhan. Sudahlah daripada sedih berlarut-larut mending boim(bobok imut) aja di bis. Bis pun sepi penghuninya pun sudah mulai lelah tak ada pula suara bli Wayan Agus yang selalu bercerita tentang pulau Dewata itu. Kubuka mata dan kudengar sebentar lagi makan malam dan supir telah membanting stirnya ke arah pom bensin. Apah...makan di pom bensin, mau makan bensin?? Begitu turun pom bensinya amazing banget, rumah makan ada, wc ada, masjid ada, hotel ada, mall pun ada. Pom bensin macem mana ni *logat upin*. Disini kami harus menunggu bis lain yang masih di perjalanan kira2 1stengah jam. Setelah itu melanjutkan perjalanan pulang menuju smanda. Malam ini semalaman di bis tidak di hotel lagi dan karena semua sudah larut dalam mimpi aku pun hanya ditemani suara musik dari hp yang kusalurkan  lewat hedset yang kupasang di hidung eh telinga dan mungkin hanya ada pak supir yang masih kuat pasang mata ke jalanan. Beberapa saat aku pun tak sadar telah terlelap.

Hari kelima – inilah hari yang memungkasi seluruh perjalanan Smanda Vacation to Bali. Pukul berapa aku tak tau aku bangun dari mimpiku. Ku juga tak tau ini dimana pokoknya bis berhenti tepat di depan masjid dan katanya ini waktunya sholat subuh. Kubaca tulisan depan masjidnya ternyata ini di perbatasan Jateng-Jatim tepatnya di Rembang. Setelah semua sudah sholat dan aku juga nyambi kencing akhirnya kami melanjutkan perjalanan. Sepanjang perjalanan ku tak sedikitpun tidur kali ini sampai akhirnya sampai di Demak dan disanalah waktunya sarapan yang merupakan makan terakhir bersama-sama. Berhubung sandalku bejat terpaksa aku turun dari bis dengan nyokoran. Mau pake sepatu harus ambil di bagasi dulu yaah repot nyokor pun pilihan tepat serasa di rumah sendiri pula. Perjalanan menuju Smanda kira2 1setengah jam lagi, sebenernya bisnya melewati mbates rumahku tapi sayangnya ku tak boleh turun di tengah jalan, yomesti turun kan kudu ning pinggir jalan. Akhir cerita aku sampai di Smanda dengan selamat, sehat , sentosa, Alhamdulillah

Sekian ceritaku ku kali ini, asik kan. Senang rasanya ku bisa cerita panjang lebar 5 meter tentang perjalanku ke Bali kemarin. Mungkin ini adalah rekor cerita yang paling panjang di blogku ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar