Biliar adalah sebuah cabang olahraga yang masuk dalam kategori cabang olahraga konsentrasi , sehingga sangat dibutuhkan ketahanan dan pemahaman mental yang benar
serta harus ditunjang oleh kemampuan fisik yang prima agar mampu berprestasi
lebih tinggi dan stabil. Cabang
olahraga ini dimainkan di atas meja dan dengan
peralatan bantu khusus serta peraturan tersendiri. Permainan ini terbagi dari
beberapa Jenis, antara lain jenis Carom, English Billiard dan Pool.
Sebagai contoh, jenis Carom dimainkan di
meja yang tidak memiliki lubang sama sekali. Ini berbeda dengan jenis English
Billiard dan Pool yang dimainkan di meja yang memiliki lubang sebanyak 6 buah.
Meski sama-sama memilki 6 buah lubang, ukuran atau luas meja antara English
Billiar dan Pool pun berbeda, lebih luas meja jenis English Billiard.
Sejarah perkembangan olahraga billiar di Indonesia pertama kali muncul dari
kalangan masyarakat lapisan bawah. Masyarakat tersebut sebagian besar merupakan
orang-orang yang tidak mempunyai pekerjaan (pengganguran bahkan pekerja kasar)
dan lokasi tempat bermainnya identik dengan tempat-tempat kumuh, sehingga
pandangan negatif melekat pada olahraga itu.hal ini sangat berbeda dengan asal
perjalanan bilyar yang ditemukan abad ke
15 di Eropa Utara yang mengalami kemajuan pesat, sehingga menjadi kegiatan
olahraga yang dilakukan oleh semua kalangan baik raja, presiden, pengusaha, dan
anggota masyarakat lainnya.
Pada waktu Negara-negara Eropa melakukan
penjajahan di daratan Asia, mereka (penjajah) membawa “kebiasaannya” tersebut
yaitu bermain billiard ke lingkungan tempat
mereka menjajah, diantaranya Indonesia, Philipina dan Negara Asia lainnya. Hal
tersebut justru membuat olahraga billiard sangat popular di Asia sekarang ini
dibandingkan di Negara-negara Eropa, bahkan para pemain-pemain professional
billiard justru didominasi oleh orang-orang Asia. Hal ini terlihat dari
munculnya pemain –pemain Asia yang sering menjuarai pertandingan billiard
bergengsi. Seperti Efren Reyes, Fransisco Bustamante (Philipina), Cho Fong Pang
(Taiwan). Bahkan yang lebih hebat lagi, pada tahun 2005 juara dunia billiard
bola 9 dan bola 8 yaitu Wu Chia Ching, bocah berumur 16 tahun dari Taiwan.
Serta masih sangat banyak lagi pemain-pemain Asia yang menjadi juara dunia atau
menjadi pemain professional.
Sampai saat ini, tahun 2008, yang sangat
berkembang di Indonesia adalah jenis Pool yang itu pun masih terbagi dalam
Nomor bola 15, bola 8 dan bola 9. Dahulu di Indonesia, biliar identik dengan
olahraga yang selalu dimainkan oleh para lelaki saja. Namun saat ini banyak wanita yang mulai menggemari olahraga biliar. Adalah
Bapak Putera Astaman, mantan Ketua Umum PB. POBSI, yang berhasil menaikan Citra Olahraga Biliar,
di Indonesia dari Sekedar Olahraga Rekreasi
menjadi Olahraga Prestasi.
Biliar, jenis Pool telah berkembang
menjadi salah satu cabang olahraga yang mampu ikut mengharumkan nama
bangsa Indonesia. Contohnya, pada World Pool Championship(kejuaraan
dunia biliar jenis pool untuk nomor bola 9) tahun 2006 kemarin, pemain seperti Ricky Yang, M. Zulfikri berhasil masuk ke jajaran 32 besar
pemain dunia. Roy Apancho berhasil masuk ke jajaran pemain 64 besar dunia. Apsi
Chaniago berhasil masuk ke jajaran pemain 128 besar dunia.
Pada pesta olahraga antar bangsa SEA Games XXIV, 2007 yang lalu, terjadi kejutan
peningkatan prestasi secara luar biasa pula pada cabang olahraga Biliar jenis
Pool, dengan mampunya diraih Medali Emas nomor bola 8, Wanita Perorangan
sekaligus Medali Perak nomor bola 9, Wanita Perorangan oleh seorang Atlet Muda
Usia yakni Angelina Magdalena Ticoalu serta Medali Emas nomor bola 9, Pria Perorangan
oleh Ricky Yang.